Naoki Hamaguchi Puji Seri Fable dan Antusias Sambut Reboot: Inspirasi di Balik Final Fantasy 7 Remake dan Rebirth
completemanpodcast.com – Naoki Hamaguchi, sosok penting di balik kesuksesan Final Fantasy 7 Remake sekaligus sutradara Final Fantasy 7 Rebirth, baru-baru ini memberikan pernyataan menarik mengenai salah satu seri RPG barat paling legendaris, yaitu Fable. Dalam sebuah wawancara, Hamaguchi tidak hanya membicarakan perjalanan Final Fantasy, tetapi juga mengungkapkan game yang menginspirasi dirinya sebagai kreator. Mengejutkannya, ia menyebut Fable sebagai seri yang berkesan dan bahkan memberikan dampak langsung pada gaya kreatifnya.
Final Fantasy 7 Remake Akhirnya Hadir di Xbox dan Switch 2
Sejak diumumkan beberapa tahun lalu, Final Fantasy 7 Remake menjadi salah satu proyek game paling ambisius Square Enix. Versi PlayStation 4 yang dirilis pada 2020 sukses besar dan membuka jalan bagi sekuelnya, Final Fantasy 7 Rebirth, yang rilis di PS5 pada awal 2024. Kini, setelah penantian panjang lebih dari lima tahun, penggemar Xbox akhirnya mendapat kabar baik: Final Fantasy 7 Remake akan meluncur di Xbox pada 22 Januari 2026, bersamaan dengan edisi untuk konsol generasi baru Nintendo Switch 2.
Tidak hanya itu, Square Enix juga memastikan bahwa Rebirth serta entri ketiga yang masih belum memiliki judul resmi akan ikut dirilis di platform tersebut. Hal ini menjadi angin segar bagi komunitas Xbox, mengingat sebelumnya banyak game JRPG eksklusif PlayStation yang jarang sekali menyeberang ke ekosistem Xbox.
Inspirasi di Balik Kreator: Fable Jadi Favorit Hamaguchi
Dalam wawancara yang sama, Hamaguchi ditanya mengenai game yang paling menginspirasinya sebagai seorang kreator. Banyak orang mungkin akan mengira ia menyebutkan judul-judul JRPG klasik seperti Lost Odyssey atau Blue Dragon—dua game ikonik yang sempat eksklusif di Xbox 360 dan digarap oleh kreator legendaris Jepang. Namun, jawaban Hamaguchi justru mengejutkan.
“Saya sangat menyukai seri Fable,” ujar Hamaguchi. “Saya menyukai rasa kebebasan dan pilihan yang ditawarkan, serta bagaimana tindakan pemain benar-benar memengaruhi dunia di dalam game. Fable telah memberikan pengaruh positif pada karya kreatif saya sendiri.”
Pernyataan ini cukup menarik karena memperlihatkan bagaimana seorang kreator JRPG besar ternyata banyak terinspirasi oleh RPG barat. Fable dikenal sebagai seri yang menekankan pilihan moral, kebebasan eksplorasi, dan konsekuensi nyata dari tindakan pemain—sesuatu yang juga semakin terlihat dalam desain modern Final Fantasy 7 Remake dan Rebirth.
Fable: Dari Klasik ke Reboot
Untuk memahami mengapa Hamaguchi begitu terinspirasi, mari menengok sejenak sejarah seri Fable.
-
Fable pertama dirilis pada 2004 untuk Xbox, dikembangkan oleh Lionhead Studios di bawah pimpinan Peter Molyneux. Game ini menawarkan sistem moral yang memungkinkan pemain menjadi pahlawan baik atau penjahat jahat, dengan dunia yang berubah sesuai dengan pilihan tersebut.
-
Kesuksesan itu berlanjut dengan Fable II (2008) dan Fable III (2010), yang semakin memperkuat posisi seri ini sebagai salah satu RPG paling unik di masanya.
-
Sayangnya, setelah Lionhead ditutup pada 2016, masa depan Fable sempat tidak jelas. Namun, Microsoft kemudian memberikan harapan baru dengan mengumumkan reboot Fable yang kini sedang dikembangkan oleh Playground Games (studio di balik seri Forza Horizon).
Reboot ini disebut-sebut akan membawa grafis next-gen, dunia yang lebih luas, serta tetap mempertahankan elemen humor khas Fable. Meski belum ada tanggal rilis pasti, hype terhadap game ini sangat tinggi, terutama setelah trailer sinematik yang memukau diperlihatkan pada Xbox Games Showcase.
Hamaguchi dan Harapan pada Reboot Fable
Terkait dengan proyek reboot tersebut, Hamaguchi mengungkapkan antusiasmenya:
“Saya sangat menantikannya. Saya menantikannya,” ucapnya penuh semangat.
Bagi seorang kreator sekelas Hamaguchi, pernyataan ini bukan sekadar basa-basi. Ia melihat Fable sebagai sumber inspirasi nyata, dan kemungkinan besar elemen-elemen RPG ala Fable akan terus memberi pengaruh pada cara ia menyusun narasi maupun sistem gameplay di seri Final Fantasy 7.
Persamaan Filosofi: Fable dan Final Fantasy
Sekilas, Final Fantasy dan Fable tampak berbeda—yang satu JRPG dengan fokus pada kisah epik bergaya anime, sementara yang lain RPG barat dengan sentuhan humor khas Inggris. Namun jika diperhatikan lebih dalam, keduanya memiliki benang merah:
-
Pilihan Pemain dan Dampaknya
-
Fable dikenal dengan sistem moral yang memengaruhi dunia game.
-
Final Fantasy 7 Remake dan Rebirth juga mulai memperlihatkan elemen pilihan dialog dan perbedaan kecil dalam interaksi karakter yang memengaruhi dinamika cerita.
-
-
Eksperimen dalam Desain RPG
-
Fable bereksperimen dengan dunia interaktif, NPC dinamis, hingga gaya hidup karakter.
-
Square Enix, melalui Remake dan Rebirth, bereksperimen dengan sistem pertarungan hybrid antara turn-based klasik dan real-time action.
-
-
Kebebasan Kreatif
-
Fable memberikan kebebasan bagi pemain untuk membentuk perjalanan mereka sendiri.
-
Final Fantasy 7 Rebirth memberikan kebebasan eksplorasi lebih luas dibandingkan game pendahulunya, mendekati konsep dunia semi-terbuka yang lebih hidup.
-
Masa Depan JRPG dan Western RPG: Saling Menginspirasi
Pernyataan Hamaguchi juga menunjukkan bagaimana industri game global semakin cair dalam hal inspirasi. Jika dahulu JRPG dan Western RPG sering dianggap dua dunia yang berbeda, kini semakin banyak pengembang Jepang yang terinspirasi oleh RPG barat, begitu pula sebaliknya.
Fable, The Elder Scrolls, hingga Mass Effect banyak memberikan ide bagi JRPG modern. Sebaliknya, pesona naratif dan sistem pertarungan khas JRPG juga memengaruhi RPG barat dalam menghadirkan kisah yang lebih emosional dan karakter-driven.
